Penghujung yang bukan akhirnya tersebut pun tiba.
“Melihat masa yang sudah, akreditasi sedianya takkan berapa lama lagi. Harap persiapkan segala sesuatunya dengan optimal”, ungkap Ketua Pengadilan Agama Bintuhan, Sri Wahyuni, S.Ag, M.Ag.
Sekira pukul 9 pagi, yang ditunggu, sampai. Dipimpin lead assesor, Willcovin Alwintara D, S.Kom, dan Drs. Nandang Juanda, MH. sebagai anggota timnya.
Langsung bergerak memeriksa item per item dengan seksama. Bukti maupun implementasinya. Menelusuri 756 eviden, minus jinayat, dan menyisir pelaksanaannya. PTSP, Dekorum, keterbukaann Informasi Publik, telisik berkas perkara secara random, sarpras, 3S5RIn, SIPP, hingga 11 Inovasi Unggulan Badilag. Wawancara pun dilakukan. Dengan pengunjung maupun aparatur Pengadilan Agama Bintuhan. Pagar depan, hingga toilet peruntukan masyarakat tidak luput dari pantauan.
Acara dilanjut dengan Ekspos, bertempat di ruang sidang. Dipandu Liswan Janadi, sebagai pembawa acara, ditutup untaian doa dari Khoiril Anwar, S.Ag, MHI.
Setelah sesi penyampaian dari KPA Bintuhan, juga yel-yel, ekspose pertama, dari lead assesor.
“Intinya, kedatangan Kami untuk memastikan kesinambungan proses, dan bahwa proses manajerial yang disistemkan tersebut masih ada, terus, dan baik. Kesimpulannya, PA Bintuhan sistem manajemennya hidup, dan baik. Sudah sangat baik, dengan beberapa perbaikan yang telah Kami sampaikan pada tiap pemangku jabatan. Kami beri waktu dua hari untuk itu”, papar pria kelahiran Bengkulu Selatan 30 tahun yang lalu tersebut.
Ekspose selanjutnya dari Drs. Nandang Juanda, MH. Mengungkapkan hasil penilaian perihal Dekorum, keterbukaann Informasi Publik, telisik berkas perkara secara random, sarpras, 3S5RIn, SIPP, hingga 11 Inovasi Unggulan Badilag.
“Sangat bagus. Juga, akurat. Input data di SIPP, oleh user-nya masing-masing. Adapun beberapa perbaikannya, akan disampaikan”, tutur pria Sunda tersebut. Acara ditutup dengan penandatanganan kontrak kerja, dan sesi foto bersama, serta dadah-dadah.
“Saya sangat tertarik dengan penyampaian asesor tadi. Pertama, itu, ilmu. Kedua, penyempurnaan kerja by system-nya. Ketiga, penyebaran ilmu. Sebuah warisan. Intinya, sangat baik bila Kita adakan DDTK tentang APM”, jelang pulang, Pak Aril menyergah dengan segudang usul dan argumentasi.
“Pembuatan pertama kali, meraba dalam terang. Surveillance, tertatih dalam remang. Namun, itu bukan alasan untuk mengatakan: tidak. In sya Allah, Kita ikhtiarkan. Nanti bilang dulu sama Bu Bos”, tukas yang disergah.
Asesmen Eksternal bukan akhirnya, namun ia adalah awalnya. Lebih dari itu. Bukan seberapa nilainya, namun bagaimana prosesnya. Bukan pula evidennya, namun apa yang melandasinya, yaitu sebagaimana motto PA Bintuhan: IBADAH.
Mentari beranjak pulang, menyisakan keemasannya di ujung senja, di cakrawala Pantai Cukoh. Angin sepoy menyapu Avanza BB menuruni Pondok Pusaka, tak berselang lama, Escudo F mengikutinya.
Tabik!
Tahniah!